Saya suka sekali dengan kata-kata ini.Kebanyakan kita sibuk mengumpulkan terus ilmu-ilmu itu yang entah kapan mau dipratekkan.
Kalau ditanya, "kapan prakteknya?", biasanya dijawab, "nanti, kalau ilmunya sudah lengkap". Pertanyaannya, kapan ilmu itu bisa lengkap?
Perkembangan ilmu itu tidak pernah berhenti. Begitu tamat satu pelajaran, segera ilmu itu menjadi basi. Perguruan tinggi sering dikritik bahwa ilmunya selalu ketinggalan dengan perkembangan jaman. Saya ada cerita lucu waktu kuliah dulu.Saya punya teman yang badannya kurus dan ingin sekali menambah berat badan dan membuat badannya lebih berotot.Suatu hari, ia saya dapati baru saja membeli sebuah buku import tentang panduan fitnes a la marinir Amerika."Wah, bukunya boleh juga tuh", kata saya. "Boleh tuh, saya foto kopi", pinta saya. Ia pun mengijinkannya. Segera setelah foto kopinya saya pegang, langsung saya praktekkan latihan-latihannya di rumah. Apalagi buku itu penuh gambar, sehingga dengan mudah saya ikuti.
Singkat cerita, seminggu kemudian saya bertemu lagi dengannya dan menanyakan bagaimana perkembangan latihannya?
"Saya belum mulai latihan, saya masih menterjemahkannya", jawabnya enteng.Saya geleng-geleng kepala dan terbahak. Lha wong buku itu begitu sederhana dan penuh gambar petunjuk. Buat apa diterjemahkan?
Begitulah, teman saya ini tipenya scientist, ilmuwan. Sesuatu itu harus matang benar, baru ia akan jalankan. Terakhir kali saya ketemu dia, posturnya masih sama saja. Masih kurus.Sedangkan saya yang cuma belajar dari buku foto kopian, sudah "mendingan" badannya. Berat badan sudah bertambah dan lebih berisi.Kemarin saya ditelepon oleh seseorang yang mengaku berbisnis handphone di Denpasar. Saat ini bisnisnya sedang terpuruk dan butuh bantuan mentor. Ia mendapatkan nomor HP saya saat mengikuti seminar Pak Tung Desem Waringin. Pak Tung memang sering menceritakan kisah saya di seminar-seminarnya. Ia menanyakan pendapat saya tentang keinginannya ikut personal coach dengan Pak Tung. Biayanya tentulah mahal. Saya sampaikan, dulu waktu saya ikut biayanya tidak semahal sekarang. Maklum, saya adalah klien pertamanya Pak Tung.
"Bapak sudah ikut seminar Pak Tung yang apa saja?", tanya saya penasaran.
Dia sebutkan satu per satu. Mulai dari Training Financial Revolution, Seminar Sales Magic, Seminar Marketing Revolution dan sebagainya. Dari nada bicaranya, saya menangkap ia masih kurang pede dengan ilmu-ilmu yang sudah dikumpulkannya itu. Makanya ia merasa butuh ilmu tambahan yang lebih mumpuni lagi.Saya bilang, anda tidak perlu ikut personal coach dulu. Praktekkan saja ilmu-ilmu yang dipelajari selama ini. Ilmu-ilmu itu dahsyat sekali. Tapi kalau cuma dikumpulkan dan ditimang-timang ya tidak ada manfaatnya. Cuma buang-buang duit aja.Memang, kalau kita kebanyakan belajar tanpa mempraktekkannya, lama-lama timbul rasa kurang percaya diri. Kita menjadi addicted. Ingin terus mencari ilmu yang lebih canggih dan lebih canggih lagi. Padahal, ilmu itu sebenarnya sudah ada dalam genggaman kita. Tinggal dipakai aja.
Sekali lagi, APPLIED knowledge is power. Ilmu itu hanyalah "energi potensial". Ia benar-benar menjadi "energi aktual" setelah dipakai, setelah digunakan.Salam FUUNtastic!
Wassalam,
sumber : http://www.roniyuzirman.com/