Saya ingin kembali mengungkit inti dari buku-buku motivasi dan kesuksesan yang saya sebutkan dibagian sebelumnya. Buku-buku seperti The Science of Getting Rich karya agung Wallace D. Wattles dan buku The One Minute Millionaire mahakarya Mark Victor Hansen dan Paul G. Allen.
Pada intinya buku-buku ini mengajarkan sebuah metode kesuksesan yang paling ampuh sepanjang masa. Namun mungkin dalam beragam variasi kalimat dan berita.
Yakni Be - Do - Have.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, bahwa untuk meraih impian anda harus berpura-pura telah meraihnya. Alindah berpura-pura dan menjelmakan diri menjadi penulis novel sukses untuk akhirnya benar-benar menjadi novelis ternama. Begitulah metode Be - Do - Have bekerja. Secara sederhana, metode ini mengajarkan anda tentang kepercayaan diri dan kebahagian sejati. Bukan kebahagiaan dan kesuksesan semu yang dipertahankan oleh banyak orang. Bahwa sebelum meraih impian (memiliki), anda harus mau bekerja (melakukan). Dan kerja anda sepenuhnya di kontrol oleh karakter anda (menjadi siapa anda).
Kebanyakan orang berpikir, untuk bekerja keras banting tulang agar bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ini memang benar, namun kerja keras dan banting tulang saja tak cukup menjamin. Saya punya seorang teman, yang baru saya kenal ketika sama-sama sedang dalam perjalanan kereta. Ia adalah seorang pekerja keras yang kini bekerja sebagai penggali tambang di daerah Kalimantan. Ia mengaku memiliki penghasilan yang cukup. Namun ketika saya tanya apakah ia bahagia dan merasa telah sukses, nyatanya ia tak menjawab sesuai dengan yang harapan saya. Ini potret kecil kehidupan. Bahwa bekerja keras saja tak cukup.
Mario teguh mengatakan bahwa kesuksesan itu bukan masalah apakah anda bisa atau tidak untuk meraihnya, namun tepatnya apakah anda pantas atau tidak. Sehingga orang yang hanya bekerja keras untuk meraih impiannya, tak akan bisa mendapatkannya jika ia tak berusaha keras pula untuk membuat dirinya pantas. Alindah mungkin bekerja keras untuk menjadi novelis ternama. Namun Selama ia belum membuat dirinya pantas menjadi seorang novelis, ia tak akan pernah menjadi novelis. Memantaskan diri berarti membuat prilaku dan pikiran kita itu, sama seperti pikiran-pikiran orang yang telah terbukti sukses mendapatkannya.
Berapa banyak orang yang anda kenal, yang menginginkan kesuksesan sebab ingin diakui oleh orang lain bahwa ia adalah orang sukses? Saya mengenal banyak orang yang selalu mengatakan “Andai aku sukses, aku akan menyumbang sebanyak- banyaknya hartaku ke panti jompo dan panti asuhan.”
Ini tidak salah, namun niat yang seperti ini saja, juga tidak cukup membantu kita mewujudkan impian. Mari kita tanya dan mencoba jujur kepada diri kita sendiri, apakah saya orang yang seperti ini. Bahwa saya menganggap kesuksesan sebagai pengakuan orang lain terhadap pencapaian saya. Mendapatkan pengakuan dari orang lain sebagai orang sukses pasti akan anda dapatkan jika anda telah sukses. Seorang tentara tadi, tidak akan pernah diakui sebagai seorang tentara oleh pimpinannya, jika ia tak terlebih dahulu mengakui
dirinya sebagai seorang tentara sejati.
Ingatlah, bahwa sebelum mendapat pengakuan dari orang lain, anda terlebih dahulu harus mengakui dan menganggap diri anda sebagai pribadi impian anda. Menjadi (be) yang dimaksud para filsuf dan tokoh ini, adalah memiliki pola pikir dan sikap serta karakter mental seperti orang yang sukses yang anda impikan tersebut. Alinda menjadi (be) penulis, dengan cara terlebih dahulu memiliki pola pikir dan karakter penulis sukses sejati. Meskipun Alindah nyatanya belum memiliki uang yang banyak dari novelnya yang best seller.
Melakukan (do) memiliki pengertian sebagai prilaku yang anda lakukan sehari-harinya sebagai akibat dari pola pikir sukses anda. Setelah Alinda memiliki pola pikir dan karakter seorang penulis sukses, tentu prilaku sehari-hari Alinda akan sepenuhnya dipengaruhi oleh pola pikirnya. Prilaku inilah yang disebut sebagai melakukan (do).
Sementara memiliki (have) hasil nyata, seperti uang dari novel, nama yang ternama di sepanjang negeri, dan penghargaan yang datang silih berganti, akan datang dengan sendirinya sebab anda telah melakukan usaha yang benar. Sebagaimana yang telah dikatakan Teolog kristiani, Marthin Luther King, Jr. yang telah mendapatkan nobel perdamaian.
“Tugas saya adalah melakukan apa yang benar Dan selanjutnya di Tangan Tuhan.”
-Martin Luther King, Jr.-
Maka metode Be - Do - Have akan membuat anda:
1. Menjadi pribadi yang pantas sukses, sebab memantaskan diri.
2. Mengakui diri sebagai pribadi sukses, sebelum orang lain mengakuinya.
3. Mendapatkan sikap mental yang anda butuhkan untuk benar-benar meraih Impian tersebut.
Jika anda telah menganggap dan menjadikan diri (be) anda sebagai pribadi sukses yang anda impikan, maka secara otomatis, bagaimana melakukannya (do) akan muncul untuk mendukung anda. Hingga akhirnya benar-benar memiliki (have). Jika demikian, Pretending Power adalah langkah awal untuk meraih dan memiliki impian itu. Sebab berpura-pura menjadi penulis (be) akan mengantarkan anda kepada cara untuk melakukan sesuatu (do) agar meraih dan memiliki (have) apa yang dimiliki para penulis.
Sehingga apapun impian anda, untuk meraihnya hal pertama dan paling utama yang anda fokuskan adalah bagaimana anda menjadi pribadi impian itu. Dan ini dilakukan dengan berpura-pura. Mengapa metode Be - Do - Have begitu penting dan utama? Sebab seseorang yang memiliki (have) uang 100 juta, namun tidak memiliki sikap seperti jutawan (be), pasti melakukan (do) sesuatu yang berlainan dengan para jutawan sejati. Sehingga ia tidak layak disebut sebagai jutawan.
Sekarang mari kita lanjutkan pada impian anda itu!