Seandainya anda seorang remaja yang sedang menghadapi masalah hubungan persahabatan atau percintaan, kepada siapakah anda bisa mencurahkan isi hati anda? Boleh saja anda curhat kepada orang tua anda, guru anda, pembantu anda, kakak atau adik anda, tetangga anda, teman sekelas anda.
Kepada siapapun boleh, yang penting orang tersebut harus memenuhi beberapa syarat.
Pertama, ia sebaiknya mau meluangkan waktu mendengarkan masalah tersebut dengan tulus. Kadangkala atau mungkin malah sering kali, karena ada orang yang dengan sabar mendengarkan permasalahan anda, hati ada sudah lebih lega.
Kedua, ia tidak merasa lebih pintar tapi bisa memberikan sedikit saja komentar yang menenangkan. Bila ia kemudian mengatakan anda "wah masalah sekecil itu kau bingung, cengeng sekali kau", anda pasti hanya sekali itu anda curhat kepadanya.
Ketiga, ia akan lebih baik lagi bila pernah punya pengalaman yang serupa. Dengan pengalamannya, ia bisa berbagi pengalaman. Dengan berbagi pengalaman, ada perasaan senasib, dan kemudian bisa berbagai solusi. Keempat, ia tidak menakut-nakuti, melainkan ikut memberi solusi.
Bayangkan jika anda curhat kepada orang yang menakut-nakuti, anda tidak akan menjadi tenang, malah sebaliknya pikiran anda makin rumit. Kelima, jika tidak memberi solusi, ia sebaiknya memberi motivasi untuk mencari solusi. Bagaimanakah bila ada permasalahan bisnis yang membebani pikiran anda? Kepada siapa anda harus curhat? Jawabannya kurang lebih sama dengan yang disebut tadi.
Suatu kali seorang karyawan mencoba membuka usaha di rumah yang dikelola istrinya dengan dukungan seorang karyawan. Ketika akan memulai usaha, rekan sekantor berkomentar," kau berani sekali membuka usaha, apa tidak takut kehilangan uang. Lihat tuh si A sudah pernah melakukannya, tapi bisnisnya bangkrut.
Sekarang separo gajinya untuk membayar hutang." Masih lumayan komentar seperti itu. Dengar komentar ini," Wah itu masing mendingan. Si B temen kita di kantor PT XYZ, harus menjual rumah gara-gara usahanya bangkrut". Bayangkan, ketika sedang bersemangat membuka usaha untuk melatih mental entrepreneur, malah anda menerima "teror" mental agar segera menghentikan rencana membuka usaha. Lain halnya bila anda bertemu dengan seorang kawan yang sudah sukses menjalankan bisnis. Tatkala anda bertemu dia, anda dapat mengatakan,"Wah bisnis mu makin maju saja. Saya mau buka warung makan sejak tahun lalu tapi tidak kesampaian juga. Padahal saya sudah punya tempat di sebuah taman perumahan yang tak jauh dari rumah saya. Di sana ada yang banyak sekali orang berjualan dan setiap malam ramai sekali anak-anak muda. Bagaimana menurutmu?".
Mungkin yang anda dengar dari teman anda yang pebisnis itu, begini," wah bagus dong, berapa sewa tempat di sana? Saya juga mau buka cabang toko ini kalau memang bagus". Ini pasti lebih memberi semangat untuk merealisasikan rencana anda. Atau bisa juga begini," wah yang benar, kamu kan sudah menjadi manajer perusahaan, gaji sudah banyak, masak mau cari tambahan lagi?" Atau begini,"Ya kalau punya rencana membuka warung makan, jangan ditunda-tunda lagi. Segera saja dilaksanakan, karena semakin ditunda semakin banyak yang menghambat. Saya tahu itu. Kau kan karyawan, kalau mau bisnis pasti kawan sekantormu menghambat rencanamu. Mungkin juga istrimu. Padahal jalan saja, kalau toh nanti kurang berhasil, ya kita cari jalan keluarnya, tak usah takut. Tak usah dibuat rumit. Kalau kita mau tekun berusaha, saya yakin Tuhan akan memberi rejeki yang cukup. Kalau ada masalah, itu hanya ujian saja agar kita bisa naik kelas". Yang terakhir ini tentu sangat menyejukkan anda dan memberi energi untuk anda segera memulai berusaha merealisasikan impian anda.
Curhat apapun, termasuk dalam masalah bisnis, haruslah kepada orang yang tepat. Yaitu kepada orang yang mau mendengarkan, dan sebaiknya juga memberi ide dan motivasi, bukan menyudutkan posisi anda. Tidak harus lebih pintar, namun setidaknya mau berkomentar positif dan menenangkan hati. Alkisah ada seorang mahasiswa berjualan baju di kampusnya. Setiap pulang ke rumah kost, kerap kali ia diolok-olok teman kostnya, tapi ketika ia mengikuti pertemuan sebuah komunitas entrepreneur, dia malah mendapatkan mitra berjualan dan mendapatkan sumber pakaian yang lebih banyak variasinya. Nah, jika anda memiliki masalah bisnis, curhatlah kepada orang yang tepat. Jika tidak, anda akan terperosok pada keputusan yang salah.***
Bambang Suharno,
Kepada siapapun boleh, yang penting orang tersebut harus memenuhi beberapa syarat.
Pertama, ia sebaiknya mau meluangkan waktu mendengarkan masalah tersebut dengan tulus. Kadangkala atau mungkin malah sering kali, karena ada orang yang dengan sabar mendengarkan permasalahan anda, hati ada sudah lebih lega.
Kedua, ia tidak merasa lebih pintar tapi bisa memberikan sedikit saja komentar yang menenangkan. Bila ia kemudian mengatakan anda "wah masalah sekecil itu kau bingung, cengeng sekali kau", anda pasti hanya sekali itu anda curhat kepadanya.
Ketiga, ia akan lebih baik lagi bila pernah punya pengalaman yang serupa. Dengan pengalamannya, ia bisa berbagi pengalaman. Dengan berbagi pengalaman, ada perasaan senasib, dan kemudian bisa berbagai solusi. Keempat, ia tidak menakut-nakuti, melainkan ikut memberi solusi.
Bayangkan jika anda curhat kepada orang yang menakut-nakuti, anda tidak akan menjadi tenang, malah sebaliknya pikiran anda makin rumit. Kelima, jika tidak memberi solusi, ia sebaiknya memberi motivasi untuk mencari solusi. Bagaimanakah bila ada permasalahan bisnis yang membebani pikiran anda? Kepada siapa anda harus curhat? Jawabannya kurang lebih sama dengan yang disebut tadi.
Suatu kali seorang karyawan mencoba membuka usaha di rumah yang dikelola istrinya dengan dukungan seorang karyawan. Ketika akan memulai usaha, rekan sekantor berkomentar," kau berani sekali membuka usaha, apa tidak takut kehilangan uang. Lihat tuh si A sudah pernah melakukannya, tapi bisnisnya bangkrut.
Sekarang separo gajinya untuk membayar hutang." Masih lumayan komentar seperti itu. Dengar komentar ini," Wah itu masing mendingan. Si B temen kita di kantor PT XYZ, harus menjual rumah gara-gara usahanya bangkrut". Bayangkan, ketika sedang bersemangat membuka usaha untuk melatih mental entrepreneur, malah anda menerima "teror" mental agar segera menghentikan rencana membuka usaha. Lain halnya bila anda bertemu dengan seorang kawan yang sudah sukses menjalankan bisnis. Tatkala anda bertemu dia, anda dapat mengatakan,"Wah bisnis mu makin maju saja. Saya mau buka warung makan sejak tahun lalu tapi tidak kesampaian juga. Padahal saya sudah punya tempat di sebuah taman perumahan yang tak jauh dari rumah saya. Di sana ada yang banyak sekali orang berjualan dan setiap malam ramai sekali anak-anak muda. Bagaimana menurutmu?".
Mungkin yang anda dengar dari teman anda yang pebisnis itu, begini," wah bagus dong, berapa sewa tempat di sana? Saya juga mau buka cabang toko ini kalau memang bagus". Ini pasti lebih memberi semangat untuk merealisasikan rencana anda. Atau bisa juga begini," wah yang benar, kamu kan sudah menjadi manajer perusahaan, gaji sudah banyak, masak mau cari tambahan lagi?" Atau begini,"Ya kalau punya rencana membuka warung makan, jangan ditunda-tunda lagi. Segera saja dilaksanakan, karena semakin ditunda semakin banyak yang menghambat. Saya tahu itu. Kau kan karyawan, kalau mau bisnis pasti kawan sekantormu menghambat rencanamu. Mungkin juga istrimu. Padahal jalan saja, kalau toh nanti kurang berhasil, ya kita cari jalan keluarnya, tak usah takut. Tak usah dibuat rumit. Kalau kita mau tekun berusaha, saya yakin Tuhan akan memberi rejeki yang cukup. Kalau ada masalah, itu hanya ujian saja agar kita bisa naik kelas". Yang terakhir ini tentu sangat menyejukkan anda dan memberi energi untuk anda segera memulai berusaha merealisasikan impian anda.
Curhat apapun, termasuk dalam masalah bisnis, haruslah kepada orang yang tepat. Yaitu kepada orang yang mau mendengarkan, dan sebaiknya juga memberi ide dan motivasi, bukan menyudutkan posisi anda. Tidak harus lebih pintar, namun setidaknya mau berkomentar positif dan menenangkan hati. Alkisah ada seorang mahasiswa berjualan baju di kampusnya. Setiap pulang ke rumah kost, kerap kali ia diolok-olok teman kostnya, tapi ketika ia mengikuti pertemuan sebuah komunitas entrepreneur, dia malah mendapatkan mitra berjualan dan mendapatkan sumber pakaian yang lebih banyak variasinya. Nah, jika anda memiliki masalah bisnis, curhatlah kepada orang yang tepat. Jika tidak, anda akan terperosok pada keputusan yang salah.***
Bambang Suharno,
Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES),