Cara Asyik Meraih Mimpi

1komentar

Anda Punya Mimpi? Seberapa besar mimpi anda? Dan sudah seberapa jauh usaha anda untuk meraihnya? serta seberapa dekat anda dengan impian-impian anda kini? Pertanyaan pertama saya tahu semua orang punya mimpi. Namun pertayaan selanjutnya tidak begitu meyakinkan saya, apakah semua orang punya mimpi yang besar.

Terlepas dari itu, apapun impian anda, seberapa besarnya pun impian itu, anda dan semua orang tentu ingin mewujudkannya. Dan hidup dalam mimpi-mimpi indah tersebut. Setiap tahunnya, jutaan buku motivasi dan kesuksesan dari seluruh penjuru bangsa terbit dan menghiasi deretan buku-buku yang paling banyak dicari di toko-toko buku seluruh dunia. Semua mengajarkan sakralnya impian, betapa pentingnya anda menetapkan impian besar, dan menjajikan jalan yang mudah untuk meraih mimpi- mimpi manusia tersebut. Dan orang-orang seperti Brian Tracy, Stephen Covey, Zig Ziglar, dan Anthony Robbins menjadi orang-orang yang tulisan dan gagasan-gagasan suksesnya paling banyak dicari untuk membantu banyak orang mewujudkan mimpi masa depan tersebut. Atau buku-buku lawas yang penjualannya paling mambanggakan di seluruh dunia seperti The Power of Positive Thinking, Think and Grow Rich, The Science of Getting Rich, atau How to Win Friend and Influence People.

Semua buku-buku tersebut dan jutaan buku-buku sejenis lainnya memang luar biasa. Menyajikan metode-metode mudah dan terbukti berhasil bagi siapa saja yang berkomitmen untuk menerapkannya. Saya telah membaca buku-buku handal di atas dan sekitar 300 lebih buku-buku sejenis lainnya, juga untuk mewujudkan impian- impian besar saya. Anda?

Dan pesan buku ini yang paling awal mungkin adalah jika anda ingin mengetahui rahasia, teori dan metode-metode sukses paling ampuh untuk mewujudkan semua impian-impian anda bacalah buku-buku di atas.

Lantas jika demikian, untuk apa buku ini ada?

Setelah membaca buku-buku dahsyat di atas, dan memahami pesan-pesan rahasia suksesnya, anda harus “melakukan” sesuatu agar bisa melangkah maju dan mendekati mimpi-mimpi hidup anda. Dan saya yakin anda telah membaca banyak sekali buku. Ilmu anda jauh lebih unggul dari saya, namun perbolehkan saya untuk mempersembahkan kepada anda satu buku tentang “melakukan” sesuatu untuk
mewujudkan impian anda.

Mengapa Harus Berpura-Pura?

Seorang gadis muda berbakat, cantik jelita dan anggun, ingin sekali menjadi seorang penulis novel terkenal di Indonesia. Ia punya bakat menulis. Terlihat sejak mengenal pelajaran mengarang di Sekolah Dasar (SD). Hingga kini, 14 tahun berikutnya ia telah duduk di bangku kuliah semester keempat. Usianya kini 20 tahun. Dan ia masih sangat berambisi untuk mengejar mimpinya menjadi seorang penulis novel terbaik. Ia mengirim naskah-naskahnya kepada banyak penerbit dan mendapatkan penolakan yang sama jumlahnya dengan naskah yang telah ia kirim.

Tak putus asa, ia belajar dan berlatih lebih giat. Menulis lebih banyak naskah novel, membaca lebih banyak novel terkenal, mempelajari lebih banyak tentang tekhnik- tekhnik menulis cerita yang baik, dan berdoa lebih giat. Kemudian mengirim lebih banyak lagi naskah ke lebih banyak penerbit. Namun usaha yang keras sekali ternyata belum menjamin untuk menjadi penulis novel terkenal.
Apa yang salah?

Apakah usahanya kurang keras? Apakah arahnya salah? Apakah doanya kurang khusyuk? Atau memang susunan kalimatnya kurang pas? Ide naskahnya tidak cukup menggugah? Rasa-rasanya tidak. Alindah adalah tipe orang yang melankolis. Ia serba teratur dalam segala hal. Ia punya ambisi dan standar yang tingga pada segala sesuatu. Tapi ia juga tak mudah putus asa. Ia berpikir bahwa untuk menjadi seorang novelis sukses, ia harus bekerja sekeras mungkin, maka iapun bekerja sekeras mungkin. Berharap suatu saat ada penerbit yang tertarik untuk mencetak naskahnya.
Apakah kerja keras Alindah kini berbuah hasil. Ternyata belum juga.

Jadi, apa yang kurang?

Alindah mengkhawatirkan masa depannya. Alindah masih berpikir bahwa ia masih seorang gadis yang berharap menjadi penulis. Ia belum memposisikan diri sebaga seorang penulis yang benar-benar sukses. Sehingga hal ini tercermin dalam segala hal yang mampu dinilai sang penerbit sebagai kriteria untuk menerbitkan sebuah novel. Ini terlihat dari susunan katanya, ini terlihat dari cara ia merangkai kalimat, terlihat dari kertas yang ia gunakan sebagai naskah itu. Dan ketika Alindah menyadari bahwa agar mampu diterima oleh semua orang sebagai seorang penulis novel sukses, ia terlebih dahulu harus menjadikan dirinya sebagai seorang novelis sukses. Maka sejak itu ia berikrar bahwa “Untuk menjadi seorang penulis novel yang sukses, ia harus memandang dirinya sebagai penulis novel sejati.” Dan Alinda mengatakan inilah jawaban atas pertanyaan “Mengapa harus berpura- pura?”

Menjadi sesuatu atau meraih impian, adalah masalah menjadikan mental kita sebagai impian itu. Seorang yang berpakaian tentara, dan berlatih menembak, berlatih berjalan tengkurap di bawah kawat berduri, dan berenang di tengah lautan dengan seragam tentara yang lengkap belum bisa dikatakan sebagai tentara jika ia belum memiliki mental seorang tentara.

Meski orang ini ingin sekali menjadi tentara, tapi ia tidak memandang dirinya sebagai tentara maka ia tak akan pernah menjadi tentara. Sebab hal paling penting dalam tentara dan dalam semua profesi lainnya adalah mental profesi itu. Dan cara yang sangat mudah, menarik dan terbaik untuk menjadi seorang tentara sejati adalah berpura-pura sebagai seorang tentara sejati. Berpura-pura berarti memandang diri anda sebagai seorang tentara, dengan demikian anda berpikir dengan pola pikir tentara, anda merespon sesuatu dengan cara tentara berespon, dan anda membangun mental anda sebagai seorang tentara.

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

12 November 2019 at 00:02

Ini adalah potongan artikel di ebook karya saya The Power of Pretending, mohon memberi kredit terhadap isi ebook ini dengan menyebutkan sumber bukunya, atau link menuju website saya https://edwardrhidwan.id/

Post a Comment
 
TEMPLATE ASWAJA| Success = Dream x Work x System - All Rights Reserved