D.N. AIDIT (Pemimpin Partai Komunis Indonesia)

0 komentar

Pada akhir dekade 50-an dan paruh pertama dekade 60-an, Indonesia ditakuti negara-negara Barat. Sebab, paham komunisme tumbuh begitu subur. Partai Komunis Indonesia (PKI) telah bangkit dari puingpuing pemberontakan yang gagal di Madiun tahun 1948, dan tumbuh menjadi suatu kekuatan politik riiI di Indonesia. Semua itu tak dapat dilepaskan dari peran Dipa Nusantara Aidit, seorang tokoh antagonis dalam sejarah Indonesia.

Berkat kepemimpinan Aidit, pada tahun 1960an PKI bisa menjelma menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah RRC dan Uni Soviet. Politik luar negeri Indonesia yang condong ke RRC, !su tentang bantu an persenjataan dan isu bantuan senjata nuklir dari Cina, membuat Soekarno merasa memiliki bargaining position yang tinggi dalam bernegosiasi dengan pihak Barat. Itulah sebabnya Soekarno membiarkan Aidit mendekatinya.

Siapakah Aidit? Tak banyak yang tahu latar belakangnya. Konon nama aslinya adalah Achmad. Ia dibesarkan di Medan. Ia mengubah namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit (mengikuti nama idolanya, Pangeran Diponegoro) tang gal 30 Juli 1932. Karir Aidit di PKI mulai melejit di akhir 1950-an saat ia sukses menyingkirkan tokoh-tokoh komunis tua dari partai. Selanjutnya Aidit dan kelompoknya berhasil menggeser kiblat PKI dari Rusia ke RRC.

Cara Aidit membangun PKI sungguh militan. Ia membangun sel-sel hingga massa bawah (grass root). Ia membentuk berbagai organisasi mantel dan menempatkan kader-kadernya dalam berbagai organisasi profesi, bahkan di tubuh militer. Ia mengerahkan kader PKI untuk menyusup ke dalam tubuh partai-partai lain, terutama yang menjadi kompetitornya. Dan dengan gayanya yang flamboyan, Aidit bisa mendekati Soekarno.

Di PKI, Aidit menjabat Ketua Komite Sentral (CC). Di pemerintahan ia pernah menjadi Menteri Koordinator dan Wakil Ketua MPRS. Lobby politik Aidit berhasil membujuk Bung Karno agar mengangkat
orang-orang PKI di jajaran pemerintahan. Kampanye Nasakom yang didengung-dengungkan rezim Soekarno, merupakan bukti keberhasilan Aidit dalam bermain di antara kekuatan politik yang eksis di negeri ini. Dengan mengkampanyekan Nasakom, Bung Karno memberi pengakuan bahwa komunis, nasionalis dan agama berada dalam posisi yang paralel. Dengan cerdik, Aidit memaknainya sebagai keharusan untuk menerripatkan orang-orang komunis dalam setiap jajaran birokrasi, bahkan militer. 

Aidit raj in memprovokasi massa serta law-an politiknya dengan berbagai gagasan kontroversial. Ia pernah melontarkan pernyataan retoris kalau Paneasila sudah tidak diperlukan lagi. Dia mengusulkan pembentukan Angkatan Kelima, dengan eara mempersenjatai buruh dan petani dengan bantu an persenjataan dari RRC. Kampanye mempersenjatai buruh dan tani tentu saja merupakan tantangan bagi rival politik PKI yang paling kuat, yaitu Angkatan Darat. Tak mengherankan bila AD paling bersemangat menolak usul tersebut.

Tahun 1965 meletus Gerakan 30 September, yang meneulik dan membunuh jenderal-jenderal AD. Situasi menjadi kaeau-balau. Orang-orang saling tuduh. AD menuduh PKI ada di balik pembunuhan tersebut, sedangkan Aidit dkk. menyebut tragedi itu "konflik internal" AD. Pihak AD yang mengontrol ketat media massa, akhirnya bisa mengarahkan opini publik agar menganggap gerakan itu diotaki Aidit. Maka pemimpin PKI itu melarikan diri dari Jakarta, menuju ke Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ia tertangkap di Solo, kemudian ditembak mati di suatu tempat di Jawa Tengah oleh pasukan yang dipimpin Kolonel Yasir Hadibroto.
 
Karir politik Aidit haneur luluh setelah peristiwa G 30 S. Memang masih menjadi kontroversi mengenai keterlibatannya secara langsung. Otak G 30 S itu sendiri hingga kini masih belum diketahui secara persis. Menurut sejarah versi Orde Baru, Aidit menugaskan Sjam Kamaruzaman untuk mempersiapkan perebutan kekuasaan melalui revolusi. Sjam memimpin "biro chusus" (sebuah lembaga non-struktural PKI yang dirahasiakan) untuk memprovokasi suasana. Namun gerakan makar itu gagal.

Eksekusi tanpa pengadilan terhadap Aidit itu sendiri juga menjadi kontroversi. Tidak begitu jelas, mengapa tokoh sekaliber Aidit langsung ditembak mati begitu tertangkap. Pad aha 1 sangat banyak informasi yang bisa digali untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.
 
Bagaimanapun, sosok Aidit memberi wama tersendiri bagi dinamika politik Indonesia. Aidit merupakan tokoh komunis militan yang pemah membawa negeri ini berada dalam hari-hari penuh agitasi dan konflik. Aidit adalah sosok yang mencoba melemparkan sebatang korek api menyala ke dalam tumpukan jerami. Ia paham betul situasi sosial ekonomi rakyat Indonesia, dan sungguh-sungguh memanfaatkannya untuk membesarkan PKI.
Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Success = Dream x Work x System - All Rights Reserved