Seniman serba bisa ini bernama lengkap Teguh Slamet Rahardjo. Ia adalah pionir kelompok Aneka Ria Srimulat yang hingga kini masih eksis. Teguh dinilai mampu meramu tontonan yang lengkap, dari nyanyian, tarian, dan komedi. Dalam setengah abad tidak ada teater rakyat yang melegenda seperti Srimulat. Kejayaan Srimulat menyebabkan pemain-pemainnya meniti kesuksesan sebagai selebritis nasional.
Teguh, anak buruh percetakan Go Bok Kwie, dilahirkan di Solo pada tahun 1926. Dunia pertunjukan menjadi pilihannya untuk mencari nafkah sekaligus mengembangkan diri. Dengan berbekal kemampuan bermain terompet, gitar, dan ukulele, ia mengawali karir di grup orkes keroncong Bunga Mawar. Di sini, ia kebagian bermain terompet. Di kelompok ini juga ia bertemu dengan Srimulat, bin tang Bunga Mawar, yang dinikahinya pada 1946.
Cerna Malam Srimulat, cikal bakal kelompok Srimulat ini berdiri sekitar 1954 di kota Solo. "Srimulat" memang diambil dari nama istrinya. Aneka Ria sdmulat secara resmi berdiri pada 1961 di Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Dengan mengusung dialek-dialek humoris khas suroboyoan ditunjang improvisasi pemainnya yang apik, Srimulat langsung merebut hati warga Surabaya. Teguh (pemain, sutradara sekaligus penulis naskah Srimulat) melahirkan tidak kurang seribu cerita. "Cerita bisa sarna, tetapi alur ceritanya yang berlainan tak apa. Yang penting pemain bebas untuk berimprovisasi sesuai perannya," ujar Teguh membuka rahasia sukses grupnya.
Srimulat semakin sukses. Cabang Srimulat didirikan di Jakarta, Semarang, dan Solo. Pemain-pemain topnya dalam seminggu harus hilir mudik ke kota-kota tersebut. Sementara karyawan lain, termasuk anak istri mereka hidup dalam "asrama" yang dibangun di sekitar panggung. Untuk perna in favorit yang kebanyakan sering bermain tunggal, Teguh mewajibkan mereka untuk menyisihkan honornya untuk dana kas Srimulat. Meski berangkat dari kelompok tradisional, Teguh mampu mengaplikasikan prinsip manajemen secara profesional dalam kelompoknya.
September 1996, Teguh meninggal dunia di Solo akibat stroke. Namun Srimulat tetap eksis sebagai tontonan
tradisional yang mampu bersaing dengan hiburan modern yang datang dari mancanegara.