H. Thayeb Mohammad Gobel dengan PT National Gobel adalah pelopor industri elektonik di Indonesia. Ide untuk terjun dalam bisnis elektronik bermula dari pidato Presiden Soekarno yang menginginkan setiap petani bisa menikmati barang mewah, seperti radio dan lemari es. Kredit dari Bank Industri Nasional sebesar Rp 5 juta, digunakannya untuk mendirikan PT Transito Radio Mfg. Co. yang memproduksi radio merek Tjawang. Seluruh komponen diimpor dari Austria. Pada 1962, Gobel meluncurkan produksi televisi pertama di Indonesia.
Kisah hidup Gobel dengan segala impiannya bermula dari Desa Tapo, Gorontalo, Sulawesi Utara, pada 12 September 1930. Perceraian kedua orang tuanya membuat Gobel dan adiknya, Dhani Gobel, hidup menumpang dari saudara yang satu ke saudara yang lain. Meski bisa berkumpul dengan ibu kandungnya saat ia bersekolah di Sekolah Rakyat, ia harus berbagi kasih sayang dengan ayah tirinya, guru SD di Tinombolo. Selepas SR, ia hidup dengan pamannya di Gorontalo. Ia pindah lagi ke rumah pamannya yang lain di Makasar. Di sini ia sekolah SMP dan SMA milik perguruan Sawerigading.
Setelah berganti-ganti pekerjaan, dari guru SMP hingga wakil direktur, akhirnya Gobel bertekad mendirikan
perusahaan sendiri. Awalnya gagal, dan ia kembali jadi karyawan. Ketika kembali ke dunia bisnis, bekal pengetahuannya sudah cukup, dan ia meraih sukses. PT Transito Radio Mfg. Co. didirikan pada tahun 1956 setelah Gobel menikahi Annie Nento. Nama perusahaan itu kelak berubah menjadi PT Gobel Transito.
Gerakan 30 September nyaris membuat usahanya bangkrut, namun ia berhasil mengatasinya. Keempat koleganya menjual sahamnya kepada Gobel. Tahun 1966 ia mernasuki panggung politik. Pengagum Haji Samanhudi, HOS Tjokroaminoto, dan Agus Salim itu pernah jadi ketua DPR/MPR dari Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) dan menjadi ketua Dewan Pimpinan Pusat PPP. Keluarnya UU No.1 Tahun 1967 tentang usaha patungan dengan pihak asing, memberikannya keberuntungan.
Pada 1970, Gobel melakukan ekspansi usaha berpatungan dengan Matsushita Electric Industri Vo. Ltd dari Jepang dengan modal US$15 juta. Perusahaan radionya berganti nama menjadi National Gobel. Pada 1988, perusahaan ini menguasai 22 persen pangsa pasar elektronik di Indonesia, dan telah mengekspor produknya ke 57 negara. Pada 21 Juli 1984, Gobel meninggal dunia.