TIRTOADHISOERJO (Wartawan dan Pelopor Industri Pers Bumiputera)

0 komentar

Dunia fotografi punya Kasijan Cephas sebagai ahli fotografi pertama dad kalangan bumiputra. Suwandi adalah pribumi pertama yang berhasil meraih ijazah notaris. Maka, dunia pers punya R.M. Tirtoadhisoerjo dengan Soenda Berita-nya. Sebuah institusi pers pertama di tanah air yang dibiayai, disunting, dan diterbitkan bumiputra.

Meski sebagai pelopor, namanya mereka tidak terlalu banyak dikenal dan dikenang orang. Para jurnalis Belanda menganggap Tirto sebagai oudsten en eersten Inlandse journalist atau wartawan Indonesia yang tertua dan pertama. Ia melangkah lebih maju dad kecenderungan industri koran saat itu. Tenaga redaksinya memang berasal dari kalangan bumiputera, tetapi modalnya dari kalangan pemodal bangsa Belanda atau Cina.

Tirto dilahirkan tahun 1880 di Blora, dengan nama Djokomono. Kesungguhannya dalam dunia jurnalistik sudah dimulai saat ia berumur sembilan belas tahun. Berawal sebagai pembantu untuk koran Hindia Olanda, ia pindah ke Pemberita Betawi sampai menjadi pemimpin redaksinya. Proposalnya diterima oleh Bupati Cianjur, R.A.A. Prawiradiredja, hingga suratkabar Soenda Berita dapat berdiri pada 1903. Di Bandung, Tirto merintis Medan Prijaji pada 1907. 

Seperti kebanyakan pemuda yang hidup dalam alam revolusi, demam patriotik juga menular pada diri Tirto. Ia adalah pendiri Sarekat Dagang Islam tahun 1911 di Solo. Tirto sempat dibuang ke Teluk betung, Lampung, karena aktivitas politiknya.

Ia meninggal dunia pada 19 Desember 1918 di Jakarta dan dimakamkan di kawasan Mangga Dua. Tahun 1974, pemerintah memberinya predikat Perintis Pers Indonesia.
Share this article :
 
TEMPLATE ASWAJA| Success = Dream x Work x System - All Rights Reserved