Kemiskinan tak mungkin dapat berkompromi dengan KEKAYAAN jalan menuju kekayaan jelas tidak searah dengan jalan yang membawa kita pada kemiskinan. Jika anda ingin kaya, anda harus menolak kondisi apapun yang membuat anda jatuh miskin. (kata "kekayaan" disini maknanya sangat luas. Dia bisa berarti kaya secara lahiriah atau finansial, secara spiritual dan mental). jalan yang mengarah kepada kekayaan berpangkal pada KEINGINAN. Pada Bab 1 dan 2 telah kami jelaskan secara rinci cara yang tepat untuk menggunakan KEINGINAN.
Jika anda menginginkan kekayaan, tentukan dahulu bentuk kekayaan apa yang anda inginkan, dan berapa banyak jumlah yang anda anggap memuaskan. Anda sudah mengetahui jalan yang mengarah ke sana. Anda sudah mendapatkan peta, yang sekiranya anda ikuti, pasti akan membawa anda kepada kekayaan tersebut. Jika anda tidak segera berangkat atau berhenti di tengah jalan, siapa yang pantas di salahkan, kecuali Anda sendiri. Tak ada alibi yang bisa membuat anda lepas tangan dari kegagalan itu, karena untuk menerima atau menolak kekayaan hanya dibutuhkan satu hal yang sepenuhnya berada di bawah kendali anda, yakni KONDISI PIKIRAN ANDA. Kondisi pikira atau disebut juga suasana hati bisa anda ciptakan dengan sepenuh kesadaran. Dia tak bisa dibeli, Anda harus menciptakannya.
Takut pada kemiskinan hanyalah salah satu kondisi pikiran. Tapi hal yang nampaknya sepele itu bisa menghancurkan prestasi orang di bidang apa saja. Ketakutan ini akan melumpuhkan daya akal pikiran, menghancurkan daya imajinasi, membunuh rasa percaya diri, menurunkan semanagat, menghambat munculnya inisiatif, membawa anda pada ketidakpastian tujuan, mendorong anda menjadi pemalas dan suka mengulur waktu, dan membuat anda tak dapat mengendalikan diri sendiri. Ketakutan juga akan melunturkan pesona diri, membuat anda tak bisa berpikir secara akurat, Mengganggu konsentrasi, membuat anda patah semangat, dan melenyapkan ketekunan, melumatkan ambisi, mengaburkan ingatan dan mengundang kegagalan dalam segala bentuknya, memadamkan cinta dan menghancurkan segala kelembutan hati anda, memasung persahabatan dan memicu datangnya bencana dengan segala bentuknya, membuat anda gelisah, sengsara dan tak berbahagia. Semua ini bisa terjadi meskipun kita hidup di dunia yang menyediakan segala sesuatu yang kita diambakan, dan tak sesuatu pun bisa mencegah kita memproleh semua itu selain tekad yang kurang mantap.
Tak diragukan lagi bahwa rasa takut pada kemiskinan adalah ketakutan yang paling destruktif. Dia kami tempatkan di rangking teratas karena memang paling sulit diatasi. Diperlukan keberanian yang besar untuk menyebutkan asal-usul ketakutan yang satu ini, dan keberanian yang jauh lebih besar lagi untuk mengakui kebenaran dari pernyataan tersebut. Takut pada kemiskinan sebenarnya tumbuh dari kecenderungan manusia untuk MEMANGSA SESAMANYA SECARA EKONOMI. Hampir semua binatang yang derajatnya lebih rendah dari manusia selalu dirongrong oleh insting untuk saling memangsa, karena kemampuan berpikir mereka sangat terbatas. Manusia yang memiliki intuisi lebih hebat tidak akan memakan manusia lainnya, namun mereka lebih puas kalau bisa merebut orang lain secara finansial dengan kata lain, mereka gemar memangsa uang orang lain.
Jika anda menginginkan kekayaan, tentukan dahulu bentuk kekayaan apa yang anda inginkan, dan berapa banyak jumlah yang anda anggap memuaskan. Anda sudah mengetahui jalan yang mengarah ke sana. Anda sudah mendapatkan peta, yang sekiranya anda ikuti, pasti akan membawa anda kepada kekayaan tersebut. Jika anda tidak segera berangkat atau berhenti di tengah jalan, siapa yang pantas di salahkan, kecuali Anda sendiri. Tak ada alibi yang bisa membuat anda lepas tangan dari kegagalan itu, karena untuk menerima atau menolak kekayaan hanya dibutuhkan satu hal yang sepenuhnya berada di bawah kendali anda, yakni KONDISI PIKIRAN ANDA. Kondisi pikira atau disebut juga suasana hati bisa anda ciptakan dengan sepenuh kesadaran. Dia tak bisa dibeli, Anda harus menciptakannya.
Takut pada kemiskinan hanyalah salah satu kondisi pikiran. Tapi hal yang nampaknya sepele itu bisa menghancurkan prestasi orang di bidang apa saja. Ketakutan ini akan melumpuhkan daya akal pikiran, menghancurkan daya imajinasi, membunuh rasa percaya diri, menurunkan semanagat, menghambat munculnya inisiatif, membawa anda pada ketidakpastian tujuan, mendorong anda menjadi pemalas dan suka mengulur waktu, dan membuat anda tak dapat mengendalikan diri sendiri. Ketakutan juga akan melunturkan pesona diri, membuat anda tak bisa berpikir secara akurat, Mengganggu konsentrasi, membuat anda patah semangat, dan melenyapkan ketekunan, melumatkan ambisi, mengaburkan ingatan dan mengundang kegagalan dalam segala bentuknya, memadamkan cinta dan menghancurkan segala kelembutan hati anda, memasung persahabatan dan memicu datangnya bencana dengan segala bentuknya, membuat anda gelisah, sengsara dan tak berbahagia. Semua ini bisa terjadi meskipun kita hidup di dunia yang menyediakan segala sesuatu yang kita diambakan, dan tak sesuatu pun bisa mencegah kita memproleh semua itu selain tekad yang kurang mantap.
Tak diragukan lagi bahwa rasa takut pada kemiskinan adalah ketakutan yang paling destruktif. Dia kami tempatkan di rangking teratas karena memang paling sulit diatasi. Diperlukan keberanian yang besar untuk menyebutkan asal-usul ketakutan yang satu ini, dan keberanian yang jauh lebih besar lagi untuk mengakui kebenaran dari pernyataan tersebut. Takut pada kemiskinan sebenarnya tumbuh dari kecenderungan manusia untuk MEMANGSA SESAMANYA SECARA EKONOMI. Hampir semua binatang yang derajatnya lebih rendah dari manusia selalu dirongrong oleh insting untuk saling memangsa, karena kemampuan berpikir mereka sangat terbatas. Manusia yang memiliki intuisi lebih hebat tidak akan memakan manusia lainnya, namun mereka lebih puas kalau bisa merebut orang lain secara finansial dengan kata lain, mereka gemar memangsa uang orang lain.
Think and grow rich